Hampir genap 2 minggu kami berada di desa paling ujung pedalaman Kalimantan ini. Tidak ada sinyal. Tidak ada internet. Tidak ada listrik. HP sebagus apapun tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.
Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dari masyarakat suku dayak yang tinggal di hulu sungai. Tiap hari hidupnya tidak bisa lepas dari sungai. Karena bagi mereka sungai adalah sumber kehidupan.
Banyak hal yang kami pelajari dari mereka. Rencana kami yang pada awalnya ingin mengajar malah lebih banyak memberi motivasi. Sebagian dari mereka ada yang putus sekolah di tengah jalan. Kalaupun lulus SD, untuk melanjutkan ke SMP pun terkendala biaya dan jarak yang jauh. SMP hanya ada di ibukota kecamatan dengan waktu tempuh sekitar 4,5 jam dari desa Rantau Malam menggunakan perahu klothok (sampan kecil).
Terima kasih kepada para donatur Mimbar Foundation dari seluruh Indonesia yang menyumbangkan buku bacaan, alat peraga, dan alat tulis bagi adik-adik kita ini. Ketika kami serah terima kan buku-buku tersebut kepada Kepala Sekolah dan Ibu Gurunya, kami melihat raut bahagia di wajahnya. Mereka terlihat antusias sekali. Bahkan ada beberapa buku yang kami beli khusus untuk guru tentang “Pendidikan Karakter” dan hal itu menjadi hal baru untuk mereka.
Terima kasih Indonesia
Terima kasih Sahabat Petualang
Terima kasih Indonesia Mengajar versi mini
Terima kasih Sahabat Petualang
Terima kasih Indonesia Mengajar versi mini
0 komentar :
Posting Komentar